Jetzt..
Du sichtbar missmutig...
Und zogern werden der Schatten du...
Unsicher mit der Schritten du...
Der Augenblick du denken für sich wenden...
Jedoch..
Ich hoffen du bewachen die Leber du...
Ich immer unterstützen...
Die Tatkraft... CAYOO...
Kamis, 23 April 2009
Sabtu, 11 April 2009
das Wort
Irgend das Wort was sichtbar shön falls verborgen..
Nicht erlessen falls schon ertönen..
Das Wort süß und bitter vertreten..
Mit wenig die Änderung das Sinn..
Was das Wort werden ertönen ?
Wann das Wort schon getroffen das Fleck..
Mit die Empfindung verzweifelt..
Was jene ?
Nicht ein Mensch auch wissen..
Was tatsächlich jene?
Nur etwas das Wort könen ausdrücken..
Das Beispiel mein wissen jene..
Sicherlich werden hörbar sein obgleich einmal..
Nicht erlessen falls schon ertönen..
Das Wort süß und bitter vertreten..
Mit wenig die Änderung das Sinn..
Was das Wort werden ertönen ?
Wann das Wort schon getroffen das Fleck..
Mit die Empfindung verzweifelt..
Was jene ?
Nicht ein Mensch auch wissen..
Was tatsächlich jene?
Nur etwas das Wort könen ausdrücken..
Das Beispiel mein wissen jene..
Sicherlich werden hörbar sein obgleich einmal..
Yang Ku Tahu
Yang ku tahu..
Dia berjalan melewati kalbuku..
Tak terpikir dia singgah ke pelabuhan..
Berjalan kembali ke arah samudra yang luas..
Terombang-ambing terhempas ombak..
Tak tahu akan tujuan..
Yang ku tahu..
Dia pergi tanpa bersua..
Pergi dengan membawa mimpinya..
Andai ku bisa mencegahnya..
Dengan beberapa ucapan kikuk..
Yang mungkin bisa membawanya kembali ke bayangnya..
Yang ku tahu..
Aku telah biarkan angan pergi menjauh dengan sendirinya..
Dia berjalan melewati kalbuku..
Tak terpikir dia singgah ke pelabuhan..
Berjalan kembali ke arah samudra yang luas..
Terombang-ambing terhempas ombak..
Tak tahu akan tujuan..
Yang ku tahu..
Dia pergi tanpa bersua..
Pergi dengan membawa mimpinya..
Andai ku bisa mencegahnya..
Dengan beberapa ucapan kikuk..
Yang mungkin bisa membawanya kembali ke bayangnya..
Yang ku tahu..
Aku telah biarkan angan pergi menjauh dengan sendirinya..
Senin, 06 April 2009
Bukan Hanya Mimpi 2
Tiba-tida kabut pekat menghampiri kami. Dengan seketika semua menjadi gelap. Gelap tanpa cahaya sedikit pun. Semua ini membuatku takut.... Aku menjadi semakin gelisah..... Aku bingung.....
Aku tak bisa melihat dan mendengar suara apa pun. Bahkan tanganku sendiri tak terlihat, begitu pun jerit suaraku yang hanya bisa menggema lagi di kerongkongan.
Kenapa ini ? Ada apa denganku ?
"Ternyata hanya mimpi", kataku, "mimpi yang aneh", sudah seminggu aku bermimpi hal yang sama. "Kenapa ? HUH..., bikin bingung aja nie !" gerutuku.
Aku mulai mengingat-ingat mimpiku tadi. Sepertinya aku telah mengenali pemuda dalam mimpiku. Iya benar, aku telah mengingatnya. Dia adalah Yuda, Yuda Setyawan, teman semasa SMP ku dulu. "Lalu mengapa aku bisa memimpikannya? Selama tujuh hari berturut-turut lagi." gerutuku bingung.
Ini semua membuatku semakin bingung. Padahal aku sama sekali tidak memikirkannya, tapi kenapa dia bisa muncul dalam setiap mimpiku. Menjadi teman dekatku saja tidak. Walaupun kami menjadi teman sekelas selama tiga tahun di SMP, aku tidak pernah akrab dengannya. Bahkan kami seperti orang asing. "Hmm.., itukan hanya mimpi ! Ngapain aku memikirkannya sampai ribet seperti ini. Sudahlah !" gerutuku lagi sambil menenangkan diri. Aku mencoba melupakannya dan membiarkannya berlalu begitu saja.
Aku harus segera mempersiapkan diri karena hari ini adalah hari yang telah ku nantikan sejak selesai Ujian Akhir Nasional kemaren. Rasanya hatiku berdebar dengan kencangnya menunggu hasil pengumuman lolos seleksi masuk SMA. Pengumumannya hari ini, aku nanti melihat hasilnya sendiri karena orangtuaku sibuk kerja. Sudahlah, aku sudah mau SMA begini masak masih bermanja-manja ria.
Setelah semua persiapan selesai, akhirnya aku berangkat dengan mengenakan baju seragam SMP ku lengkap dengan sepatu hitam, karena peraturan mengharuskan demikian. Akhirnya aku berangkat ke SMA Negeri terdekat dari rumahku, sebenarnya cukup jauh, tapi di sana merupakan salah satu sekolah yang aku pilih saat ujian seleksi masuk. Mungkin saja aku diterima di sana. Aku berangkat dengan mengendarai sepeda motor, walaupun belum punya SIM tapi nekat aja.
Tidak berapa lama, aku pun tiba di sekolah itu. Nampak dari luar, terlihat luas dengan adanya lapangan basket dan voli yang menyatu, kemudian di sebelah timurnya terdapat sebuah gedung yang terlihat kokoh, tinggi dan besar, ternyata itu adalah gedung serba guna. Lalu di sebelah utara dan timur gedung serba guna terdapat tempat parkir khusus kendaraan roda dua. Aku segera pergi menuju tempat parkir tersebut dan meletakkan kendaraanku searah dan sejajar dengan kendaraan-kendaraan yang lain. Semuanya terlihat rapi.
Perlahan aku meninggalkan sepedaku dan berjalan menuju gedung yang nampak luas itu. Sesampainya di depan gedung tersebut, aku berhenti, karena di sana terdapat kertas-kertas pengumuman hasil seleksi yang menempel di papan. Aku mendekati tempat itu. Aku melihat salah satu kertas yang berada di ujung sebelah kiri. Aku membacanya dari atas ke bawah, namun di sana tidak tercantum namaku. Kemudian aku beralih ke kertas yang lain. Aku telusuri tiap baris nama yang ada, namun tak ku temukan namaku. Yang ada hanya nama beberapa teman SMP ku yang berhasil lolos untuk bersekolah di sini. Hatiku semakin berdebar kencang tidak karuan. Lalu aku mengganti pandanganku ke kertas berikutnya. Hmmmm... nampak ada satu nama lagi yang ku kenal. Di sana tertulis nama Yuda Setyawan. Apa mungkin dia orangnya. Yuda yang berada alam tiap mimpiku akhir-akhir ini. Tapi sepertinya bukan, karena sepengetahuanku, dia akan melanjutkan sekolahnya di kota, bukan di sekolah pinggiran senacam ini. Hmmmmm..... Aku mulai bimbang. Di kertas tersebut juga tidak tercantum nama sekolah asal dari Yuda. Padahal untuk nama-nama yang lain tertera dengan jelas nama sekolah asal masing-masing.
Aduuuuhh..... di kertas ini juga tidak ada namaku. Tidak pantang menyerah, aku pun melihat dan memastikan bahwa namaku ada di kertas berikutnya. Dan ternyata aku menemukan namaku tercantum di sana. Nama itu bertuliskan Rere Revina, berada pada baris ke lima belas dari atas, di sana juga tercantum pula nama asal SMP ku.
Piuuuuhhh........ Lega...! Puji syukur, akhirnya aku lolos seleksi.......
Kini tinggal menyiapkan segalanya untuk masuk di sekolah yang baru.
Bersambung....
^_^
Aku tak bisa melihat dan mendengar suara apa pun. Bahkan tanganku sendiri tak terlihat, begitu pun jerit suaraku yang hanya bisa menggema lagi di kerongkongan.
Kenapa ini ? Ada apa denganku ?
"Ternyata hanya mimpi", kataku, "mimpi yang aneh", sudah seminggu aku bermimpi hal yang sama. "Kenapa ? HUH..., bikin bingung aja nie !" gerutuku.
Aku mulai mengingat-ingat mimpiku tadi. Sepertinya aku telah mengenali pemuda dalam mimpiku. Iya benar, aku telah mengingatnya. Dia adalah Yuda, Yuda Setyawan, teman semasa SMP ku dulu. "Lalu mengapa aku bisa memimpikannya? Selama tujuh hari berturut-turut lagi." gerutuku bingung.
Ini semua membuatku semakin bingung. Padahal aku sama sekali tidak memikirkannya, tapi kenapa dia bisa muncul dalam setiap mimpiku. Menjadi teman dekatku saja tidak. Walaupun kami menjadi teman sekelas selama tiga tahun di SMP, aku tidak pernah akrab dengannya. Bahkan kami seperti orang asing. "Hmm.., itukan hanya mimpi ! Ngapain aku memikirkannya sampai ribet seperti ini. Sudahlah !" gerutuku lagi sambil menenangkan diri. Aku mencoba melupakannya dan membiarkannya berlalu begitu saja.
Aku harus segera mempersiapkan diri karena hari ini adalah hari yang telah ku nantikan sejak selesai Ujian Akhir Nasional kemaren. Rasanya hatiku berdebar dengan kencangnya menunggu hasil pengumuman lolos seleksi masuk SMA. Pengumumannya hari ini, aku nanti melihat hasilnya sendiri karena orangtuaku sibuk kerja. Sudahlah, aku sudah mau SMA begini masak masih bermanja-manja ria.
Setelah semua persiapan selesai, akhirnya aku berangkat dengan mengenakan baju seragam SMP ku lengkap dengan sepatu hitam, karena peraturan mengharuskan demikian. Akhirnya aku berangkat ke SMA Negeri terdekat dari rumahku, sebenarnya cukup jauh, tapi di sana merupakan salah satu sekolah yang aku pilih saat ujian seleksi masuk. Mungkin saja aku diterima di sana. Aku berangkat dengan mengendarai sepeda motor, walaupun belum punya SIM tapi nekat aja.
Tidak berapa lama, aku pun tiba di sekolah itu. Nampak dari luar, terlihat luas dengan adanya lapangan basket dan voli yang menyatu, kemudian di sebelah timurnya terdapat sebuah gedung yang terlihat kokoh, tinggi dan besar, ternyata itu adalah gedung serba guna. Lalu di sebelah utara dan timur gedung serba guna terdapat tempat parkir khusus kendaraan roda dua. Aku segera pergi menuju tempat parkir tersebut dan meletakkan kendaraanku searah dan sejajar dengan kendaraan-kendaraan yang lain. Semuanya terlihat rapi.
Perlahan aku meninggalkan sepedaku dan berjalan menuju gedung yang nampak luas itu. Sesampainya di depan gedung tersebut, aku berhenti, karena di sana terdapat kertas-kertas pengumuman hasil seleksi yang menempel di papan. Aku mendekati tempat itu. Aku melihat salah satu kertas yang berada di ujung sebelah kiri. Aku membacanya dari atas ke bawah, namun di sana tidak tercantum namaku. Kemudian aku beralih ke kertas yang lain. Aku telusuri tiap baris nama yang ada, namun tak ku temukan namaku. Yang ada hanya nama beberapa teman SMP ku yang berhasil lolos untuk bersekolah di sini. Hatiku semakin berdebar kencang tidak karuan. Lalu aku mengganti pandanganku ke kertas berikutnya. Hmmmm... nampak ada satu nama lagi yang ku kenal. Di sana tertulis nama Yuda Setyawan. Apa mungkin dia orangnya. Yuda yang berada alam tiap mimpiku akhir-akhir ini. Tapi sepertinya bukan, karena sepengetahuanku, dia akan melanjutkan sekolahnya di kota, bukan di sekolah pinggiran senacam ini. Hmmmmm..... Aku mulai bimbang. Di kertas tersebut juga tidak tercantum nama sekolah asal dari Yuda. Padahal untuk nama-nama yang lain tertera dengan jelas nama sekolah asal masing-masing.
Aduuuuhh..... di kertas ini juga tidak ada namaku. Tidak pantang menyerah, aku pun melihat dan memastikan bahwa namaku ada di kertas berikutnya. Dan ternyata aku menemukan namaku tercantum di sana. Nama itu bertuliskan Rere Revina, berada pada baris ke lima belas dari atas, di sana juga tercantum pula nama asal SMP ku.
Piuuuuhhh........ Lega...! Puji syukur, akhirnya aku lolos seleksi.......
Kini tinggal menyiapkan segalanya untuk masuk di sekolah yang baru.
Bersambung....
^_^
Aku
Aku... aku...
Tetap aku...
Mungkin orang berkata lain...
Apa peduliku...
Itu urusanku...
Tiada guna mengasah pisau yang sudah karatan...
Tiada arti...
Tipu diri dengan tawa...
Sakiti diri dengan senyuman...
Itu aku...
Walau tak jelas mulanya...
Mungkinkah ?
Aku tak mau hidup seperti ini...
Semua bualan, semua... lelucon belaka...
Ku usik diri ini dengan sendirinya...
Mengapa ?
Tak jelas semua...
Tak ada arti
Walau tahu hidup hanya meracun diri
Tetap aku...
Mungkin orang berkata lain...
Apa peduliku...
Itu urusanku...
Tiada guna mengasah pisau yang sudah karatan...
Tiada arti...
Tipu diri dengan tawa...
Sakiti diri dengan senyuman...
Itu aku...
Walau tak jelas mulanya...
Mungkinkah ?
Aku tak mau hidup seperti ini...
Semua bualan, semua... lelucon belaka...
Ku usik diri ini dengan sendirinya...
Mengapa ?
Tak jelas semua...
Tak ada arti
Walau tahu hidup hanya meracun diri
Rabu, 01 April 2009
Er Kommen
Nun...
Ich glauben...
Ich verstrauen das Gefühl...
Über das Leben, der Wunsch, das Gewissen, die Liebe
Ich warten bis sie kommen....
wkekeke... ancur dach bahasanya...
Ich glauben...
Ich verstrauen das Gefühl...
Über das Leben, der Wunsch, das Gewissen, die Liebe
Ich warten bis sie kommen....
wkekeke... ancur dach bahasanya...
Langganan:
Komentar (Atom)